Rabu, 27 November 2013

Pengertian Limbah Padat & Cara Pengelolaannya (by andhika)

             Limbah atau sampah adalah kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah/zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari proses pengolahan.

Jenis limbah padat:
Kertas, kayu, kain, karet, kulit tiruan, plastik, gelas / kaca, metal, kulit telur, dll.

Sumber limbah padat: pabrik gula, pulp / kertas, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan atau daging.

Secara garis besar limbah padat terdiri dari:
1.            Limbah padat yang mudah terbakar
2.            Limbah padat yang sukar terbakar
3.            Limbah padat yang mudah membusuk
4.            Limbah padat yang dapat didaur ulang
5.            Limbah radioaktif
6.            Bongkaran bangunan
7.            Lumpur

Dampak limbah padat:
1.            Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfat(H2S), amonia(NH3), methan(CH4), CO2, dll. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk karena adanya microorganisme.
2.            Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara pada sampah yang ditumpuk.
3.            Penurunan kualitas air karena limbah padat biasanya langsung dibuang pada perairan atau bersama-sana air limbah.
4.            Kerusakan permukaan tanah

Perlakuan limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis biasanya diperlakukan sebagai berikut:
1.            Ditumpuk pada areal tertentu
2.            Pembakaran
3.            Pembuangan

Dampak limbah secara umum ditinjau dari dampak terhadap kesehatan dan lingkungan adalah sebagai berikut:
1.            Dampak terhadap kesehatan
2.            Dampak terhadap lingkungan

Menurut sifatnya limbah padat dapat dibagi menjadi 2 cara:
1.            Pengolahan limbah padat tanpa pengolahan
2.            Pengolahan limbah padat dengab pengolahan.

Pengolahan limbah dapat juga dilakukan dengan cara sederhana, misal: dengan cara mendaur ulang, dijual kepasar loak atau ketukang rosok.






Faktor-faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat:
1.            Jumlah limbah
2.            Sifat fisika atau kimia limbah
3.            Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan
4.            Tujuan akhir dari pengolahan.

Dalam proses pengelolaan limbah padat terdapat 4 proses, yaitu:

·         Pemisahan
yaitu karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu.
Sistem pemisahan ada 3 cara, yaitu:

·         Sistem balistik
yaitu pemisahan untuk mendapatkan ukuran atau berat yang seragam.

·         Sistem gravitasi
yaitu Sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.

·         Sistem magnetis
yaitu sistem penisahan berdasarkan sifat magnet.
1.    Penyusunan ukuran
2.    Pengomposan
3.    Pembuangan limbah







mengelola limbah radio aktif (by andhika)

Alam Mengajarkan Cara Mengelola Limbah Radioaktif


Sebagian masyarakat masih meragukan keselamatan pengelolaan limbah radioaktif terutama pada tahap penyimpanan akhir limbah radioaktif karena sebagian limbah radioaktif berusia sangat panjang. Dikhawatirkan limbah tersebut dapat tersebar dan membahayakan manusia dan lingkungannya.
Beruntung alam mengajarkan tentang bagaimana zat radioaktif tersimpan di suatu tempat selama jutaan tahun dan tidak berpindah/bermigrasi ke tempat lain yang dapat membahayakan lingkungan dan manusia. Contoh fenomena alam yang paling menakjubkan adalah reaktor nuklir alam Oklo di Negara Gabon Afrika.

Reaktor nuklir bisa terjadi secara alami

Pada tahun 1972 para ilmuwan Perancis dipimpin Francis Perrin secara tidak sengaja menemukan sesuatu yang aneh pada kandungan uranium di pertambangan Oklo, Gabon, Afrika Barat. Kandungan isotop uranium-235 di daerah itu setengah lebih rendah dibandingkan isotop yang sama di seluruh dunia. 
Kondisi abnormal ini sangat mirip dengan kandungan uranium-235 yang ada di dalam bahan bakar nuklir bekas reaktor nuklir. Ternyata, komposisi dan kandungan isotop-isotop lain juga sangat mirip dengan yang terdapat pada bahan bakar bekas PLTN. Dengan demikian disimpulkan bahwa pada masa lalu pernah terjadi reaktor nuklir alam. Diperkirakan di Oklo telah terjadi paling tidak 6 reaktor nuklir yang beroperasi secara alami tanpa campur tangan manusia. 

Pada awalnya banyak pihak yang meragukan kesimpulan ini, namun setelah dipelajari secara seksama, reaktor nuklir alam di bawah tanah tersebut bisa terjadi karena dua hal utama, yaitu adanya peran air dan kandungan uranium-235 yang relatif tinggi saat reaktor beroperasi. 

Air berfungsi menurunkan kecepatan partikel netron sehingga mampu bereaksi dengan uranium-235. Diperkirakan 1,7 milyar tahun yang lalu kandungan uranium-235 adalah 3% (atau 4 kali lebih tinggi dari prosentase saat ini) sehingga sangat cukup untuk terjadinya reaksi fisi. Reaktor nuklir alam ini beroperasi selama jutaan tahun dan berhenti dengan sendirinya karena dengan berjalannya waktu jumlah uranium-235 berkurang sehingga sulit menimbulkan reaksi nuklir berantai dan dengan keadaan tersebut fenomena reaktor alam tidak akan pernah terjadi lagi di zaman modern.

Apa yang terjadi dengan Limbah radioaktif dari reaktor alam Oklo ?

Reaktor alam Oklo menghasilkan limbah radioaktif yang komposisinya sangat mirip dengan limbah dari reaktor nuklir buatan manusia dan limbah ini tetap berada di bawah tanah terkungkung batuan granit, sandstone dan tanah liat selama ratusan juta tahun tanpa berpindah ke tempat lain. Bahkan plutonium sebagai hasil reaksi nuklir hampir 2 milyar tahun lalu juga hanya bergeser sekitar 4 meter dari posisi awal. Sampai saat ini tidak ada bukti bahwa limbah radioaktif tersebut terlepas dari lingkungan aslinya atau bahkan mencapai manusia.
Limbah radioaktif dari reaktor alam Oklo yang terjadi pada 1,7 milyar tahun yang lalu di Gabon, Afrika tetap ditempatnya terkungkung oleh formasi geologi sekitarnya.
Apa yang bisa dipelajari dari fenomena alam Oklo ?

Para ahli mempelajari secara seksama komposisi batuan Oklo dimana limbah tersimpan secara alami untuk jangka sangat panjang. Ditambah dengan hasil eksperimen di laboratorium untuk kondisi lokal masing-masing calon tempat penyimpanan akhir, maka para ahli limbah radioaktif mampu merancang tempat penyimpanan akhir limbah radioaktif yang dapat bertahan untuk jangka waktu yang sangat lama seperti halnya di Oklo tersebut.Bukan hanya di Oklo Fenomena zat radioaktif yang tidak terlepas dari lingkungannya selama waktu yang lama terjadi pula di lokasi deposit uranium Kanada, Australia dan banyak daerah lain, meskipun di lokasi tersebut tidak terjadi reaktor nuklir alam. 
Di lokasi Cigar Lake, Kanada pada kedalaman 430 meter di bawah permukaan tanah terdapat deposit uranium dengan kandungan tinggi (11% dari total cadangan uranium dunia) yang tidak berpindah dari sejak sekitar 1,3 milyar tahun lalu. Dan yang mengagumkan adalah sama sekali tidak ditemukan uranium di permukaan tanah di lokasi tersebut. Struktur tanah yang melindungi uranium di Cigar Lake sangat mirip dengan konsep penyimpanan limbah radioaktif modern yang dirancang para ahli. Uranium di kedalaman 430 meter ini bertahan selama ratusan juta tahun meskipun terjadi perubahan alam seperti terbentuknya pegunungan (Rocky Mountain dan Applachians), zaman es, perubahan bentuk benua dan erosi yang terjadi. Kanada menggunakan analogi yang terjadi di Cigar Lake dikombinasikan dengan hasil eksperimen dan simulasi di laboratorium Manitoba untuk membuat konsep fasilitas penyimpanan akhir limbah radioaktif yang diperkirakan jauh lebih aman dari pada yang ada di Cigar Lake. 

Contoh yang lain adalah Lock-Lomond di Skotlandia yang bisa menjadi analogi interaksi zat radioaktif dengan tanah liat selama 6000 tahun dan lokasi Morro de Ferro Brazil serta Alligator River di Australia sebagai contoh perpindahan/migrasi uranium untuk jangka yang sangat lama. Kesemua contoh tersebut menunjukkan bahwa zat radioaktif yang terbentuk tidak banyak bergeser dari lokasi awal terbentuknya di masa lalu.

Senin, 25 November 2013

Sampah yang Harus Ditanggung Oleh Bumi (by Bambang)


Sampah menjadi salah satu masalah besar perkotaan; volume sampah yang besar akibat populasi penghuni daerah perkotaan yang besar serta minim-nya sarana pengelolaan sampah mulai dari lokasi pembuangan sampah, armada pengangkut sampah serta keberadaan tempat pembuangan akhir yang memadai membuat kualitas lingkungan menurun dengan cepat.
Salah satu jenis sampah yang paling lazim dan memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan adalah sampah plastik. Sampah plastik merupakan salah satu jenis sampah non organik yang banyak dibuang. Ada beberapa hal yang mendasari banyaknya penggunaan plastik yang pada akhirnya menimbulkan peningkatan jumlah sampah plastik yang dibuang.
Penggunaan Plastik dalam Kehidupan Sehari – hari;
Plastik merupakan bahan sintetik yang memiliki fleksibilitas tinggi dalam pengolahan dan pembentukan. Ini merupakan salah satu hal yang mendasari banyaknya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari – hari untuk menggantikan berbagai bahan organik yang memiliki fungsi yang sama.
Plastik memiliki sifat yang dapat dibilang unggul untuk digunakan sebagai bahan membuat berbagai peralatan untuk mendukung kegiatan manusia. Plastik memiliki sifat ringan tetapi cukup kuat, tahan air dan korosi, mudah dibentuk serta mudah diwarnai. Hal tersebut membuat plastik menjadi solusi paling mudah untuk menggantikan peralatan rumah tangga yang terbuat dari kayu, kaca hingga tembikar. Hampir tidak ada satu rumahpun yang tidak memiliki perabotan yang terbuat dari plastik. Plastik telah menginvasi rumah – rumah karena nilai fungsionalitas yang tinggi serta memiliki harga yang murah.
Plastik menjadi solusi kemasan yang murah dan mudah; meskipun memiliki konsekuensi tinggi terhadap lingkungan. Ada begitu banyak produk makanan yang menggunakan plastik sebagai solusi kemasan; ringan, kuat, anti air dan mudah diwarna atau diberi gambar. Hal tersebut membuat plastik menjadi solusi kemasan makanan yang paling rasional.
Selain itu; industri elektronik, otomotif serta mainan juga memberi kontribusi cukup besar terhadap jumlah sampah plastik yang dibuang. Sulitnya plastik terurai dalam tanah jelas merupakan masalah tersendiri mengingat jumlah pemakaian plastik yang sedemikian besar.
Alternatif Pengelolaan Sampah Plastik;
Jumlah sampah plastik yang harus ditanggung oleh bumi sangatlah besar; oleh karena itu diperlukan langkah – langkah guna mengelola penggunaan plastik serta pengelolaan sampah dari plastik yang telah digunakan. Kampanye reduce, reuse dan recycle sepertinya memang dibuat atas dasar keprihatinan terhadap banyaknya sampah plastik yang harus ditanggung oleh bumi. Mengurangi penggunaan plastik dan kembali menggunakan bahan organik merupakan langkah yang sangat bijak yang dapat dilakukan oleh banyak orang.
Menggunakan ulang sampah plastik juga menjadi peluang memperpanjang daur penggunaan plastik. Sampah plastik dapat digunakan kembali untuk melakukan fungsi lain; penggunaan ulang sampah plastik dapat mengurangi volume jumlah sampah yang harus ditanggung oleh bumi. Mendaur ulang sampah plastik juga menjadi solusi untuk memperpanjang daur guna dari plastik.
Sebuah penelitian juga memberikan sinyal positif dengan ditemukannya metode mengolah sampah plastik menjadi sumber energi alternatif. Proses menggunakan plastik sebagai bahan pembuatan sumber energi alternatif dimulai dengan membuat briket plastik yang akan dibakar sebagai sumber bahan bakar di sektor industri.
Sebuah teknologi tepat guna dikembangkan oleh siswa SMK Negeri 3 Madiun yang mengolah sampah plastik menjadi alternatif bahan bakar minyak yang dapat digunakan untuk kendaraan bermotor. Sampah plastik diproses dengan dipanaskan dengan suhu tinggi serta menjalani penyulingan untuk menghasilkan minyak dengan nilai oktan sekitar 84 hingga 85 persen. Masih di bawah nilai oktan premium namun cukup tinggi untuk digunakan sebagai alternatif BBM di masa mendatang.
Nantikan postingan pengelolaan limbah selanjutnya.  Sekian dahulu postingan kali ini dan semoga bermanfaat.

Mengolah Kotoran Ayam Menjadi Pupuk Super (by Bambang)




Sering peternak menghadapi masalah dengan bau kotoran ayam yang mengganggu lingkungan sekitar. Padahal ini bisa diminimalkan dengan mengolahnya menjadi kompos, meskipun ini perlu sedikit usaha yang juga bisa menghasilkan uang nantinya. Mengolah kotoran ayam menjadi kompos adalah langkah yang tepat dalam menghadapi efek buruk dari peternakaan ayam.

Kotoran ayam akan berlimpah terutama bila peternakan ini model ayam petelur maupun ayam potong. Peternak akan memacu perkembangan ayamnya, sehingga memberi makan yang banyak dan sudah tentu kotoran ayam juga akan semakin banyak. Dilema inilah yang harus dicari jalan keluarnya dengan mengolahnya menjadi kompos.

Kebanyakan banyak yang antipati saat peternakan ayam berada dekat pemukiman. Padahal bila mengolah kotoran ayam secara tepat, polusi bau dari kotoran ayam bisa diminimalkan. Telek atau kotoran ayam ini bisa segera diolah melalui proses pengomposan, sehingga baunya bisa hilang dengan cepat.

Kendala lain yang menghambat proses pengomposan pada kotoran ayam ini juga seputar penggunaan kompos dari kotoran ayam. Rendahnya daya serap kompos ini juga memicu kurang diminatinya pengomposan dari kotoran ayam. Namun situasi akan beda bila penggunaan kompos semakin dibutuhkan, dan harga pupuk kimia semakin mahal.

Pengomposan dari kotoran ayam bisa dilakukan dengan campuran limbah peternakan atau pertanian yang ada di sekitar tempat tersebut. Bisa dari jerami, batang jagung, rumput kering, daun kering, sampah, daun tebu, hampir semua limbah pertanian bisa digunakan sebagai campuran untuk kompos dari kotoran ayam. Hanya perlu sedikit penyesuaian prosentasi antara kotoran ayam dan limbah pertanian ini.

Menyiapkan kotoran ayam sebagai bahan kompos



Biasanya kadar air kotoran ayam terlalu tinggi bila langsung digunakan untuk pengomposan, maka sedikit dibiarkan akan mengurangi kadar airnya. Namun bila campuran bahan kompos lainnya dalam keadaan kering, maka kotoran ayam bisa langsung digunakan. Cara mengukur kadar air dari kotoran ayam sudah memenuhi untuk pengomposan adalah dengan mencampur dua timba kotoran ayam dan satu timba limbah pertanian, bila diperas tidak keluar air atau hanya setetes air yang keluar, maka kotoran ayam ini sudah bisa digunakan untuk pengomposan.

Intinya dilihat hasil percampuran dari prosentase kotoran ayam dan limbah pertanian, bila kadar airnya cukup, maka sudah bisa digunakan untuk pengomposan. Memang bahan dari limbah pertanian bisa dalam keadaan basah atau kering, namun melihatnya dengan melihat percampuran dari bahan tersebut. Pengetesan bisa dilakukan dengan cara sederhana, tanpa harus menggunakan peralatan yang modern.

Menyiapkan campuran limbah pertanian



Apapun jenis limbah pertanian yang akan digunakan untuk pengomposan, harus dalam keadaan terpotong kecil. Ini untuk mempercepat proses pengomposan, namun bila komponen waktu bukan menjadi halangan, maka limbah pertanian apa adanya bisa langsung digunakan. Biasanya proses pengomposan akan menjadi lebih lama bila limbah untuk campuran pengomposan tidak diolah dulu.

Bila kompos ini nantinya untuk dipakai sendiri, pengolahan campuran limbah pertanian hanya memposisikan tidak terlalu basah. Ini bisa disesuaikan dengan kadar air dari kotoran ayam, jangan sampai campuran ini nantinya terlalu basah atau terlalu kering.

Mencampur kotoran ayam dengan limbah pertanian



Untuk menemukan percampuran yang tepat antara kotoran ayam dan limbah pertanian, maka dua timba kotoran ayam dan satu timba limbah pertanian bisa dicampur dan dicek kadar airnya. Bila diperas hanya mengeluarkan air sedikit, ini adalah takaran kadar air yang tepat. Namun bila kondisi limbah pertanian cukup kering, prosentasenya bisa dinaikan sebagai faktor penyeimbang kadar air yang tepat tadi.

Campuran ini harus diaduk sampai rata, sehingga konturnya akan berbeda dari bentuk asalnya. Campuran antara kotoran ayam dan limbah pertanian ini sudah siap untuk dikomposting, dan harus ditutup dengan plastik atau terpal. Ini untuk proses composting dan menghindari percampuran dengan air hujan atu sinar matahari.

Mengaduk campuran kompos dari kotoran ayam



Campuran tadi diaduk selang tiga sampai 7 hari untuk oksigenasi dan meratakan proses pengomposan. Lalu tutup lagi dengan terpal atau plastik untuk melanjutkan proses pengomposan. Biasanya bau kotoran ayam akan perlahan menghilang seiring berjalannya proses pengomposan.


Setelah tiga sampai empat minggu proses pengomposan sudah mulai terlihat. Ada perubahan kontur dan warna pada campuran kotoran ayam tadi. Baunya akan menghilang, biasanya penyaringan sudah bisa dilakukan, bila kompos tersebut dikemas dalam plastik atau karung. Namun bisa juga langsung digunakan untuk menyuburkan tanah pertanian.

Nantikan postingan pengelolaan limbah selanjutny "sampah yang harus ditanggung oleh bumi" Sekian dahulu postingan kali ini dan semoga bermanfaat.



3 Teknik Jitu Mengolah Limbah Tahu (by Bambang)

  Pengelolaan Limbah Tahu


      
Air limbah tahu yang dihasilkan dari proses pembuatan tahu biasanya oleh industri ditampung dibak penampungan air limbah sebelum dibuang kelingkungan dan ada juga yang dibuang langsung ke saluran irigasi.

1.      Gas bio.





Beberapa industri menggunakan bak penampungan dalam pengelolaan air limbah tahu. Bak-bak penampungan tersebut ada yang dibuat sistem kedap udara/ rapat udara dan ada yang sistem terbuka. Bak sistem kedap udara dengan proses anaerobik yang dapat menghasilkan gas alami (bio gas) yang kemudian ditampung dengan drum kemudian gas tersebut disalurkan melalui selang ke dapur yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan memasak.
Air limbah yang ditampung di bak- bak terbuka dibiarkan mengalir dan tergenang secara terbuka lalu mengalir ke saluran irigasi. Dalam hal ini bau busuk dari limbah tahu masih menyengat .


2.      Sebagai sumber pupuk pertanian





Air limbah tahu yang mengandung zat organik oleh industri langsung dibuang ke saluran irigasi dapat dimanfaatkan untuk kesuburan tanah pertanian. Air limbah tahu merupakan limbah organik mudah terurai dan baik untuk pertanian. Biasanya para petani mencari air untuk mengairi sawahnya dan memanfaatkannya. Selain itu air limbah tahu juga berguna untuk tambahan makanan ikan-ikan peliharaan disawah. Biasanya para petani yang mengelola ikan disawah secara rutin dan terus menerus mengaliri sawahnya untuk makanan ikan. Dan hasilnya pun ikan cepat besar.Namun apabila konsentrasi air limbah terlalu pekat, maka air limbah tahu dapat menjadi sumber pencemaran air persawahan dan kolam sehingga ikan- ikan yang dipelihara disawah dan dikolam akan mati.

3      Limbah padat





Ampas tahu yang dihasilkan biasanya oleh industri tahu dijual untuk dimanfaatkan dalam pembuatan tempe gembus. Selain itu ampas tahu oleh peternak digunakan untuk pakan ternak sapi, kambing dan babi serta itik.


  Kesimpulan
1.      Selain produk utama yang dihasilkan industri tahu berupa tahu, krupuk tahu, juga menghasilkan produk sampingan berupa air limbah tahu dan ampas tahu.
2.      Air limbah tahu yang dikelola dengan baik oleh industri dapat dimanfaatkan untuk pembuatan gas bio.
3.      Air limbah tahu oleh sebagian industri dibuang langsung ke saluran irigasi.
4.      Petani memanfaatkan air limbah tahu untuk kesuburan pertanian dan juga untuk irigasi perikanan.
5.      Masih menimbulkan bau busuk dilingkungan sekitarnya.
6.      Ampas tahu dimanfaatkan untuk pembuatan tempe gembus dan untuk pakan ternak.

Nantikan postingan pengelolaan limbah selanjutnya "Mengolah Kotoran Ayam Menjadi Pupuk Super  Sekian dahulu postingan kali ini dan semoga bermanfaat.




Minggu, 24 November 2013

Menyikap Tabir Llimbah Bengkel (by Bambang)








Ada beberapa langkah pengelolaan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi limbah bengkel dan oli bekas, yaitu:
1. Sistem Drainase Bengkel
2. Bak penampung oli
3. Menjaga kenyamanan bengkel
4. Pengunpulan Limbah
5. Pembuangan dan Pejualan Limbah dan Oli bekas

Pada Artikel sebelumnya saya telah menjelaskan tentang
Dampak dan Bahaya pengelolaan tidak tepat pada Oli bekas, Nah untuk kali ini cara pengelolaan untuk mengurangi efek buruk atau dampak dari pengelolaan yang tidak tepat pada limbah bengkel dan oli bekas.

1. Sistem Drainase Bengkel
Bengkel yang baik adalah bengkel yang lantainya terbuat dari semen/plester/keramik. Ini bertujuan agar tumbahan oli bekas, bahan bakar dan zat berbahaya lainnya tidak mencemari tanah. Drainase bengkel wajib terpisah dari drainase air hujan, karena jika di satukan oli bekas yang tercecer dapat terbawa air hujan menuju selokan dan mencemari lingkungan.
Fungsi Drainase bengkel adalah:
a. Mengalokasi tumpahan atau ceceran oli bekas, bahan bakar, ataupun zat berbahaya lainnya
b. Sebagai saluran pembuangan air pada saat pembersihan lantai
c. Saluran untuk pembuangan air bekas pencucian alat - alat bengkel

2. Bak penampung Oli bekas
Untuk mencegah adanya tumpahan atau tetesan oli bekas di lantai, maka di perlukan bak - bak penampung oli bekas. Bak penampung dapat terbuat dari plastik maupun kaleng bekas. Di samping sebagai bak penampung oli bekas, juga dapat digunakan sebagai wadah pada saat mencuci peralatan bengkel.

3. Menjaga kenyamanan bengkel
Yang di maksud dengan menjaga kenyamanan bengkel adalah adanya pengelolaan barang limbah, pengelolaan peralatan bengkel, dan pengelolaan kebersihan bengkel.

4. Pengumpulan Limbah
Pengelolaan limbah bengkel yang benar dan efisien adalah dengan memisahkan jenis limbah mulai sejak awal. Pastikan limbah tidak tercampur dalam satu wadah. Dalam bengkel otomotif ada beberapa limbah yang dapat kita pisah, misalnya : Limbah dari konsumen, Kain majun dan serbuk kayu pembersih lantai, sparepart bekas, oli bekas, oli limbah di bak pemisah oli dan minyak sisa pencucian peralatan bengkel.

5. Pembuangan dan penjualan limbah bengkel dan oli bekas
Limbah bengkel tidak semuanya bisa di daur ulang dan wajib di buang. Untuk limbah yang bisa di daur ulang seperti komponen bekas dan oli bekas, wajib di beri tempat khusus yang terlindung dari hujan dan sengatan sinar matahari.
Pengumpulan oli bekas & spare part bekas tidak boleh lebih dari 6 bulan, jadi sebisa mungkin untuk dijual secara periodik ke pengepul limbah bengkel.

Saat ini banyak sekali pengepul oli bekas yang siap menampung dan membeli oli bekas yang berasal dari bengkel - bengkel. Tetapi sebagai pemilik bengkel, anda wajib memperhatikan pengepul oli bekas yang akan membeli oli bekas dari anda. Ini bertujuan untuk mengurangi penyalahgunaan oli bekas yang di jadikan oli palsu. Tolong tanyakan juga untuk apa mereka membeli oli bekas.?????

Mungkin itu saja artikel saya hari ini, Salam
LASKAR SUZUKI.....

sumber:
http://www.laskar-suzuki.com/2012/07/pengelolaan-limbah-bengkel-dan-oli-bekas.html#sthash.lZzgR8o4.dpuf

Nantikan postingan pengelolaan limbah selanjutnya "3 Teknik Jitu Mengolah Limbah Tahu" Sekian dahulu postingan kali ini dan semoga bermanfaat.



Mengintip Sedikit Limbah Kendang di Blitar (by Bambang)


Industri kendang pasti menyisakan limbah, tapi ditangan bapak Antok (pemilik industry kendang di kelurahan Tanjungsari) limbah-limbah tersebut dapat diolah/dikelola menjadi berbagai macam kerajinan seperti Alu, Marakas, dan Miniatur Kendang.
Tentunya pemanfaatan dari limbah kendang yang dijadikan berbagai macam kerajinan tersebut, masih menyisakan limbah lagi berupa serbuk,kulit,sisir-sisir, dan potongan-potongan kayu.Hal semacam itu di kelola lagi oleh bapak Antok menjadi bahan alternatif pengganti kayu bakar, dan dijual kepada ibu-ibu rumah tangga di sekitar kelurahan Tanjungsari, yang masih menggunakan tungku.Harapanya adalah , agar limbah dari kendang dapat diminimalkan, dan tidak menjadi sampah yang menumpuk, yang dapat merusak lingkungan.





Upaya yang dilakukan pak Antok untuk menjaga lingkungan memang sudah cukup baik. Tapi upaya tersebut sebenarnya masih bisa di maksimalkan lagi dengan mencoba menjual bahan bakar alternatif tersebut ke pabrik tahu. Kebetulan letak industri kendang bapak Antok letaknya tidak jauh dengan pabrik tahu di Kelurahan Sukorejo, Kota Blitar.







Apabila di jual ke pabrik tahu sebagai bahan bakar alternative, kemungkinan akan terjual dengan jumlah yang cukup besar. Maka secara otomatis hal itu mampu meminimalkan dampak limbah kendang terhadap lingkungan. Supaya tidak menjadi sampah yang menumpuk.

Foto2 Limbah Kendang Di Tanjungsari Blitar:








 Nantikan postingan pengelolaan limbah selanjutnya "Llimbah bengkel



Jumat, 22 November 2013

LIMBAH RUMAH SAKIT (by Bambang)


(Maaf kalo artikelnya terlalu serius.)

A.DEFINISI
                Limbah Rumah Sakit merupakan semua limbah baik padat maupun cair yang berasal dari kegiatan RS, baik kegiatan medis maupun non medis yang kemungkinan besar mengandung  mikro organisme, bahan kimia beracun dan radioaktif.
Jenisnya dibagi menjadi:
1.       Limbah Medis = Padat, Cair, dan Radioaktif
2.       Limbah Non Medis= Padat dan Cair

B. PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT
                Persyaratan Sanitasi RS
1.        Limbah tidak boleh mencemari tanah , air permukaan, atau air tanah, juga udara
2.       Limbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, dll
3.       Limbah tidak menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang tidak baik
4.       Limbah cair yang beracun harus dipisahkan dari limbah cair lain dan harus memiliki tempat penampungannya sendiri.

C. PERANGKAT PENUNJANG PENGELOLAAN LIMBAH
1. Wadah penampungan
2. Sarana Pengangkutan
3. Sarana Pembuangan dan Pemusnahan
            1. Wadah Penampungan
Syarat:
a.Tidak mudah berkarat
b.Mudah dibersihkan
c.Mudah dikosongkan / diangkut
d.Tidak menimbulkan bising
e.Tahan terhadap benda tajam/runcing
Warna:
a.       Hitam = Limbah RT biasa
b.       Kuning = Semua limbah yang akan dibakar
c.       Kuning dengan strip hitam = Diatur, dibakar, dibuang
d.       Biru muda/transparan dengan strip biru tua = Autocalving
e.       Merah = Sisa radioaktif
2.Sarana Pengangkutan:
1.Kereta
                Untuk limbah padat
2.Cerobong sampah/Lift
                Digunakan di Rumah Sakit bertingkat. Resiko perkembangan kuman tinggi.
3.Sewerage system/Saluran tersendiri
                Sampah yang sudah bebentuk bubur, dialirkan ke bak penampungan sementara baik dengan tekanan maupun memanfaatkan gaya gravitas.
3.Sarana Pembuangan dan Pemusnahan Limbah Padat:
1.Autoclave = Alat untuk mematikan kuman atau mensterilkan limbah infeksius dengan memanfaatkan uap betekanan tinggi
2.Insinerator = Untuk memusnahkan sampah medis ( perban, kasa, plester, dan masker bekas ). Pertimbangan ukuran, lokasi, dan sarana gedung.
3.Penguburan = Untuk limbah medis
4.Sarana Pembungan dan Pemusnahan Limbah Cair:
1.Septic Tank = Menggunakan Sewerage System
2.Sistem Biologis Aerobik (oxidation pound) = system yang terdiri dari kolam oksidasi untuk menampung limah cairmedis yang mengandung zat organic. Memanfaatkan udara untuk mengubah zat organic menjadi anorganik secara alamiah, sehingga bisa dibuang kesaluran umum.
5.Petugas dan Operator:
1.Proses Pengangkutan = Petugas yang diberi latihan khusus.
2.Proses  Pengawasan dan Pengolahan Sampah = Tenaga senitas tedidik.
3.Pemisahan Sampah Medis dan non-Medis = Perawat
Perlengkapan Petugas Pengangkut = Sepatu, Baju, Celana, Sarung Tangan, Topi, dan Masker.

D.PERANGKAT PEMANTAUAN
Formulir Survey Fisik
                Berkaitan dengan hasil kegiatan  proses kegiatan maupun keberadaan perangkat penunjang.
Formulir Wawancara
                Berkaitan dengan kesan dan pesan masyrakat rumah sakit atas proses pengelolaan sampah. 

E.INDIKATOR EVALUASI PENGELOLAAN LIMBAH
1. Akumulasi limbah yang tidak terangkut atau terolah
2.Pengukuran tingkat kepadatan lalat (Indeks Lalat)
3.Ada tidaknya keluhan baik dari masyrakat yang bertempat tinggal dirumahsakit, pengunjung, pasien, serta petugas Rumah Sakit sendiri.
4.Dilakukanya uji terhadap hasil pengelolaan baik bahan organic maupun anorganik

Nantikan postingan pengelolaan limbah selanjutnya"Mengintip Sedikit  Limbah Kendang di Blitar". Sekian dahulu postingan kali ini dan semoga bermanfaat.
 

Blogger news

Blogroll

About