Rabu, 27 November 2013

Pengertian Limbah Padat & Cara Pengelolaannya (by andhika)

             Limbah atau sampah adalah kotoran yang dihasilkan karena pembuangan sampah/zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari proses pengolahan.

Jenis limbah padat:
Kertas, kayu, kain, karet, kulit tiruan, plastik, gelas / kaca, metal, kulit telur, dll.

Sumber limbah padat: pabrik gula, pulp / kertas, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan atau daging.

Secara garis besar limbah padat terdiri dari:
1.            Limbah padat yang mudah terbakar
2.            Limbah padat yang sukar terbakar
3.            Limbah padat yang mudah membusuk
4.            Limbah padat yang dapat didaur ulang
5.            Limbah radioaktif
6.            Bongkaran bangunan
7.            Lumpur

Dampak limbah padat:
1.            Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfat(H2S), amonia(NH3), methan(CH4), CO2, dll. Gas ini akan timbul jika limbah padat ditimbun dan membusuk karena adanya microorganisme.
2.            Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara pada sampah yang ditumpuk.
3.            Penurunan kualitas air karena limbah padat biasanya langsung dibuang pada perairan atau bersama-sana air limbah.
4.            Kerusakan permukaan tanah

Perlakuan limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis biasanya diperlakukan sebagai berikut:
1.            Ditumpuk pada areal tertentu
2.            Pembakaran
3.            Pembuangan

Dampak limbah secara umum ditinjau dari dampak terhadap kesehatan dan lingkungan adalah sebagai berikut:
1.            Dampak terhadap kesehatan
2.            Dampak terhadap lingkungan

Menurut sifatnya limbah padat dapat dibagi menjadi 2 cara:
1.            Pengolahan limbah padat tanpa pengolahan
2.            Pengolahan limbah padat dengab pengolahan.

Pengolahan limbah dapat juga dilakukan dengan cara sederhana, misal: dengan cara mendaur ulang, dijual kepasar loak atau ketukang rosok.






Faktor-faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat:
1.            Jumlah limbah
2.            Sifat fisika atau kimia limbah
3.            Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan
4.            Tujuan akhir dari pengolahan.

Dalam proses pengelolaan limbah padat terdapat 4 proses, yaitu:

·         Pemisahan
yaitu karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbeda dan kandungan yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu.
Sistem pemisahan ada 3 cara, yaitu:

·         Sistem balistik
yaitu pemisahan untuk mendapatkan ukuran atau berat yang seragam.

·         Sistem gravitasi
yaitu Sistem pemisahan berdasarkan gaya berat.

·         Sistem magnetis
yaitu sistem penisahan berdasarkan sifat magnet.
1.    Penyusunan ukuran
2.    Pengomposan
3.    Pembuangan limbah







mengelola limbah radio aktif (by andhika)

Alam Mengajarkan Cara Mengelola Limbah Radioaktif


Sebagian masyarakat masih meragukan keselamatan pengelolaan limbah radioaktif terutama pada tahap penyimpanan akhir limbah radioaktif karena sebagian limbah radioaktif berusia sangat panjang. Dikhawatirkan limbah tersebut dapat tersebar dan membahayakan manusia dan lingkungannya.
Beruntung alam mengajarkan tentang bagaimana zat radioaktif tersimpan di suatu tempat selama jutaan tahun dan tidak berpindah/bermigrasi ke tempat lain yang dapat membahayakan lingkungan dan manusia. Contoh fenomena alam yang paling menakjubkan adalah reaktor nuklir alam Oklo di Negara Gabon Afrika.

Reaktor nuklir bisa terjadi secara alami

Pada tahun 1972 para ilmuwan Perancis dipimpin Francis Perrin secara tidak sengaja menemukan sesuatu yang aneh pada kandungan uranium di pertambangan Oklo, Gabon, Afrika Barat. Kandungan isotop uranium-235 di daerah itu setengah lebih rendah dibandingkan isotop yang sama di seluruh dunia. 
Kondisi abnormal ini sangat mirip dengan kandungan uranium-235 yang ada di dalam bahan bakar nuklir bekas reaktor nuklir. Ternyata, komposisi dan kandungan isotop-isotop lain juga sangat mirip dengan yang terdapat pada bahan bakar bekas PLTN. Dengan demikian disimpulkan bahwa pada masa lalu pernah terjadi reaktor nuklir alam. Diperkirakan di Oklo telah terjadi paling tidak 6 reaktor nuklir yang beroperasi secara alami tanpa campur tangan manusia. 

Pada awalnya banyak pihak yang meragukan kesimpulan ini, namun setelah dipelajari secara seksama, reaktor nuklir alam di bawah tanah tersebut bisa terjadi karena dua hal utama, yaitu adanya peran air dan kandungan uranium-235 yang relatif tinggi saat reaktor beroperasi. 

Air berfungsi menurunkan kecepatan partikel netron sehingga mampu bereaksi dengan uranium-235. Diperkirakan 1,7 milyar tahun yang lalu kandungan uranium-235 adalah 3% (atau 4 kali lebih tinggi dari prosentase saat ini) sehingga sangat cukup untuk terjadinya reaksi fisi. Reaktor nuklir alam ini beroperasi selama jutaan tahun dan berhenti dengan sendirinya karena dengan berjalannya waktu jumlah uranium-235 berkurang sehingga sulit menimbulkan reaksi nuklir berantai dan dengan keadaan tersebut fenomena reaktor alam tidak akan pernah terjadi lagi di zaman modern.

Apa yang terjadi dengan Limbah radioaktif dari reaktor alam Oklo ?

Reaktor alam Oklo menghasilkan limbah radioaktif yang komposisinya sangat mirip dengan limbah dari reaktor nuklir buatan manusia dan limbah ini tetap berada di bawah tanah terkungkung batuan granit, sandstone dan tanah liat selama ratusan juta tahun tanpa berpindah ke tempat lain. Bahkan plutonium sebagai hasil reaksi nuklir hampir 2 milyar tahun lalu juga hanya bergeser sekitar 4 meter dari posisi awal. Sampai saat ini tidak ada bukti bahwa limbah radioaktif tersebut terlepas dari lingkungan aslinya atau bahkan mencapai manusia.
Limbah radioaktif dari reaktor alam Oklo yang terjadi pada 1,7 milyar tahun yang lalu di Gabon, Afrika tetap ditempatnya terkungkung oleh formasi geologi sekitarnya.
Apa yang bisa dipelajari dari fenomena alam Oklo ?

Para ahli mempelajari secara seksama komposisi batuan Oklo dimana limbah tersimpan secara alami untuk jangka sangat panjang. Ditambah dengan hasil eksperimen di laboratorium untuk kondisi lokal masing-masing calon tempat penyimpanan akhir, maka para ahli limbah radioaktif mampu merancang tempat penyimpanan akhir limbah radioaktif yang dapat bertahan untuk jangka waktu yang sangat lama seperti halnya di Oklo tersebut.Bukan hanya di Oklo Fenomena zat radioaktif yang tidak terlepas dari lingkungannya selama waktu yang lama terjadi pula di lokasi deposit uranium Kanada, Australia dan banyak daerah lain, meskipun di lokasi tersebut tidak terjadi reaktor nuklir alam. 
Di lokasi Cigar Lake, Kanada pada kedalaman 430 meter di bawah permukaan tanah terdapat deposit uranium dengan kandungan tinggi (11% dari total cadangan uranium dunia) yang tidak berpindah dari sejak sekitar 1,3 milyar tahun lalu. Dan yang mengagumkan adalah sama sekali tidak ditemukan uranium di permukaan tanah di lokasi tersebut. Struktur tanah yang melindungi uranium di Cigar Lake sangat mirip dengan konsep penyimpanan limbah radioaktif modern yang dirancang para ahli. Uranium di kedalaman 430 meter ini bertahan selama ratusan juta tahun meskipun terjadi perubahan alam seperti terbentuknya pegunungan (Rocky Mountain dan Applachians), zaman es, perubahan bentuk benua dan erosi yang terjadi. Kanada menggunakan analogi yang terjadi di Cigar Lake dikombinasikan dengan hasil eksperimen dan simulasi di laboratorium Manitoba untuk membuat konsep fasilitas penyimpanan akhir limbah radioaktif yang diperkirakan jauh lebih aman dari pada yang ada di Cigar Lake. 

Contoh yang lain adalah Lock-Lomond di Skotlandia yang bisa menjadi analogi interaksi zat radioaktif dengan tanah liat selama 6000 tahun dan lokasi Morro de Ferro Brazil serta Alligator River di Australia sebagai contoh perpindahan/migrasi uranium untuk jangka yang sangat lama. Kesemua contoh tersebut menunjukkan bahwa zat radioaktif yang terbentuk tidak banyak bergeser dari lokasi awal terbentuknya di masa lalu.
 

Blogger news

Blogroll

About